BANDA ACEH – Kegiatan wisata literasi bagi siswa MIN 27 Aceh Besar di Blang Padang, Banda Aceh, pada Kamis (21/8/2025) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan mendorong minat baca siswa. Kegiatan ini diikuti oleh 132 siswa dari kelas III, IV, dan V yang didampingi sejumlah guru pembimbing literasi.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar kegiatan biasa; dalam sebuah narasi yang mendukung proses belajar, siswa diberikan tugas khusus untuk menuliskan pengalaman pribadi mereka. “Kami ingin siswa belajar mengekspresikan diri melalui tulisan dengan cara yang menyenangkan,” ujar Maisarah, salah seorang guru pembimbing. Dengan cara ini, siswa merasa lebih bebas dan berani dalam mengekspresikan pengalaman mereka.
Manfaat Wisata Literasi untuk Siswa
Wisata literasi di alam menawarkan berbagai manfaat bagi siswa. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar menulis dalam suasana yang lebih santai dan inspiratif. Interaksi dengan lingkungan sekitar mereka diharapkan dapat memicu ide-ide kreatif dan meningkatkan rasa percaya diri saat menyampaikan pengalaman melalui tulisan. Berada di luar ruangan menciptakan atmosfer yang mendukung pembelajaran aktif.
Masyarakat umum juga mungkin tidak menyadari seberapa kuat dampak lingkungan terhadap kreativitas seseorang. Kondisi alam yang segar dapat mendorong siswa untuk lebih terbuka dan luas dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Tak hanya itu, kegiatan ini juga mengajarkan mereka pentingnya berbagi cerita dan pengalaman, yang merupakan dasar dari komunikasi yang efektif.
Strategi Efektif dalam Kegiatan Wisata Literasi
Penting untuk merencanakan kegiatan literasi agar bisa memberikan dampak yang positif. Salah satu strategi yang efektif adalah melibatkan siswa langsung dalam proses pembelajaran. Seperti yang dilakukan pada kegiatan ini, siswa diberikan kebebasan untuk memilih lokasi yang mereka anggap menarik untuk menulis. Dengan demikian, mereka tidak merasa tertekan dan bisa lebih menikmati pengalaman belajar.
Selain itu, mengajak siswa berdiskusi tentang tema tulisan sebelum mereka mulai bisa sangat membantu. Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan sudut pandang baru dan memperkaya konten tulisan mereka. Dengan cara ini, mereka belajar bahwa menulis bukan hanya tentang mengisi kertas, tetapi juga tentang berbagi cerita dan mengekspresikan diri mereka. Kegiatan ini bisa jadi sangat menyenangkan dan mendidik, seperti yang dirasakan oleh siswa kelas III, Al Latif Firas An Nafis, yang menceritakan pengalaman berkemahnya di Takengon.
Secara keseluruhan, wisata literasi seperti ini tidak hanya meningkatkan kemampuan menulis siswa, tetapi juga mendukung pengembangan keterampilan sosial dan rasa percaya diri mereka. Kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lain untuk menerapkan metode serupa di masa depan dan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa.
Dengan kepedulian dan keterlibatan aktor pendidikan, pengalaman menulis bisa menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Wisata literasi dapat dianggap sebagai langkah penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang lebih luas, mendorong generasi muda untuk menjadi penulis yang handal dan kritis di masa depan.