BANDA ACEH – Pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah di Kabupaten Pidie telah dilakukan, berkolaborasi dengan Prodi Ilmu Perpustakaan dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para pengelola perpustakaan di lingkungan sekolah.
Kegiatan ini diselenggarakan selama empat hari, dimulai pada 22 hingga 25 Agustus 2025. Bertempat di Aula Kankemenag Pidie dan MAN 1 Pidie, pelatihan ini melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik melalui perpustakaan yang optimal.
Pentingnya Pengelolaan Perpustakaan untuk Pendidikan
Perpustakaan sekolah seharusnya menjadi tempat yang tidak hanya menyimpan buku, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi siswa. Kehadiran perpustakaan yang dikelola dengan baik akan mendukung kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif. Pada acara ini, Kakankemenag Pidie, H. Samhudi SSi, menekankan perlunya perpustakaan yang aktif dan menarik.
Beliau mengungkapkan bahwa saat ini minat baca di kalangan siswa tergolong rendah. Sebuah fakta yang mencengangkan, dari seribu siswa, hanya segelintir yang mengagendakan membaca secara rutin. Kesibukan dengan gadget dan media sosial membuat siswa lebih enggan membuka buku. “Oleh karena itu, perpustakaan harus mampu menjadi pusat literasi yang hidup dan menyenangkan,” ungkap Samhudi.
Strategi Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui Perpustakaan
Bimbingan teknis ini merupakan langkah nyata dalam mempersiapkan para pengelola perpustakaan guna meningkatkan kualitas layanan. Mulai dari kebijakan hingga penerapan teknologi, semua elemen ini dibahas selama pelatihan berlangsung. Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan, Mukhtaruddin MLIS, menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah hasil kerjasama dengan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Aceh, sebagai upaya untuk memberikan pendidikan dan pelatihan di bidang perpustakaan.
Selama empat hari pelatihan, sebanyak 94 peserta dilibatkan untuk belajar berbagai keterampilan teknis dalam pengelolaan perpustakaan. Materi yang diajarkan meliputi kebijakan perpustakaan, standar nasional, manajemen, pengembangan koleksi, hingga pengorganisasian informasi seperti katalogisasi dan klasifikasi. Penggunaan teknologi juga diintegrasikan dalam pembelajaran, agar para peserta siap menghadapi tantangan modern di dunia perpustakaan.