BANDA ACEH – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBPP dan PA) Kabupaten Aceh Besar telah menegaskan dukungan mereka terhadap program intervensi nutrisi yang dilaksanakan di Gampong Lambaro Neujid, Kecamatan Peukan Bada, pada Rabu (3/9/2025). Program ini mencerminkan komitmen dalam menangani masalah gizi, khususnya terkait dengan stunting yang sering mengancam anak-anak di bawah usia dua tahun.
Intervensi nutrisi ini berupa pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi yang ditujukan kepada 10 anak usia bawah dua tahun (baduta) dan 5 ibu hamil dari keluarga berisiko stunting (KRS). Program ini bisa terlaksana berkat dukungan mitra strategis dari berbagai pihak, termasuk program Orang Tua Asuh (OTA) dan lembaga yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.
Efektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan
Program intervensi nutrisi tersebut terbukti efektif dalam menurunkan angka stunting, sebuah masalah serius yang perlu diatasi oleh seluruh elemen masyarakat. Fitriani, Kabid KB dan KS DP2KBPP dan PA, hadir dalam kegiatan tersebut dan menjelaskan bahwa makanan tambahan yang diberikan telah diolah oleh kader gampong. Ini menjadi keunggulan tersendiri, karena bahan makanan yang disediakan bukan berupa bahan mentah, melainkan sudah siap untuk dikonsumsi.
Hal ini tentunya memberikan kemudahan bagi keluarga penerima manfaat, sekaligus memastikan bahwa bayi dan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup. Fitriani menegaskan, sejak pelaksanaan program pada Mei 2025, hasil pemantauan menunjukkan adanya perubahan positif dalam status gizi anak. Kondisi ini dapat dilihat dari penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita yang dilakukan setiap minggunya.
Peran Berbagai Sektor dalam Penanganan Stunting
Pentingnya keterlibatan berbagai sektor dalam mendukung program pencegahan stunting juga menjadi perhatian. Fitriani menegaskan, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk menjadikan program ini lebih maksimal. Program yang didanai melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) memiliki potensi besar untuk memberikan dampak yang luas bagi keluarga berisiko stunting.
“Kami berharap kegiatan serupa bisa terus berlangsung dan melibatkan lebih banyak pihak, agar penanganan stunting bisa lebih komprehensif,” ungkap Fitriani. Dengan harapan program ini akan terus berkembang, ancaman stunting yang mengintai generasi muda bisa diatasi bersama-sama. Pendekatan lintas sektor ini bukan hanya sekadar upaya sementara, tetapi merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik.
Sebagai penutup, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, menyampaikan komitmennya untuk memperluas cakupan program intervensi nutrisi sehingga dapat menjangkau seluruh keluarga berisiko stunting di Aceh. Dengan slogan yang menggugah dan harapan untuk masa depan anak-anak yang lebih sehat, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam mengatasi masalah gizi dan stunting.