BANDA ACEH – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Aceh menyelenggarakan serangkaian kegiatan dalam persiapan “Aceh Global Sustainable Investment Dialogue” atau Road to AGASID 2025.
Ini merupakan forum dialog investasi dan media promosi proyek strategis di Aceh, bertujuan mempertemukan pemilik proyek dengan calon investor potensial, baik dari dalam maupun luar negeri, yang dijadwalkan pada bulan November 2025.
Pentingnya Dialog Investasi untuk Aceh
Berinvestasi di Aceh menjadi semakin menarik, terutama dengan adanya inisiatif seperti AGASID 2025. Sebuah dialog yang mengedepankan keberlanjutan ini akan membantu menampilkan potensi dan strategi investasi Aceh ke dunia internasional. Kegiatan yang direncanakan juga mencakup pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan studi kelayakan, yang sangat penting untuk membangun kredibilitas proyek.
Berdasarkan data dari berbagai sumber, pertumbuhan ekonomi Aceh dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif, meski masih dihadapkan pada tantangan yang cukup kompleks. Investasi yang berbasis pada keberlanjutan akan menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui dialog ini, harapannya investasi di sektor-sektor strategis seperti perikanan, pariwisata, dan pertanian bisa terwujud.
Membangun Kapasitas melalui Pelatihan
Rangkaian kegiatan akan dimulai dengan Capacity Building Bootcamp on Feasibility Study Report yang dijadwalkan berlangsung pada 23-24 Juni 2025 di The Pade Hotel, Banda Aceh. Program ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kemampuan para pemangku kepentingan dalam menyusun dokumen studi kelayakan yang komprehensif.
Dengan melibatkan delapan kabupaten/kota di Aceh, seperti Banda Aceh, Sabang, dan lainnya, kegiatan ini diharapkan memberikan pemahaman mendalam terkait aspek finansial, sosial, dan lingkungan. Pelatihan ini tidak hanya difokuskan pada aspek analisis finansial, tetapi juga pada pentingnya tanggung jawab sosial dan dampak lingkungan dari proyek investasi.
Plh. Kepala DPMPTSP Aceh, Rahmadhani, M.Bus, mengatakan pentingnya proyek-proyek strategis yang memenuhi semua aspek tersebut. Dia menambahkan bahwa dengan adanya pertimbangan matang dalam setiap rencana, masyarakat akan lebih percaya terhadap projek yang ada dan membuat investor lebih tertarik untuk datang berinvestasi.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta akan mampu menghasilkan dokumen proyek investasi yang bukan hanya feasible tetapi juga akuntabel, sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi investor.
Selain itu, kegiatan FGD Debottlenecking of Aceh’s Strategic Investment Project yang dijadwalkan pada 26 Juni 2025 di Kota Sabang akan menjadi wadah diskusi tentang kendala yang dihadapi dalam proyek investasi saat ini. Ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan masukan langsung dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengusaha, akademisi, dan pemerintah.
Diskusi tersebut diharapkan dapat memberikan solusi konkret atas permasalahan yang ada, serta menciptakan iklim investasi yang lebih baik bagi semua pihak.
Dengan adanya forum ini, komunikasi menjadi lebih terbuka antara pemilik proyek dan investor, yang secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Aceh.
Melalui kolaborasi ini, Aceh tidak hanya berupaya menarik investor, tetapi juga memastikan bahwa investasi yang masuk akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan keberlanjutan sebagai fokus utama, harapannya Aceh bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam hal pengembangan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan.
Mungkin saat ini banyak yang bertanya, seberapa besar dampak investasi ini bagi masyarakat lokal? Jawabannya adalah besar. Setiap proyek yang dijalankan dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan akan melibatkan masyarakat setempat dan memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses ekonomi. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan kesejahteraan yang merata bagi semua lapisan masyarakat.
Dengan program-program yang matang dan pengawasan yang ketat, Aceh berpeluang untuk menjadi daerah papan atas tujuan investasi, menarik perhatian dunia, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.