Dalam dunia pendidikan tinggi, kontribusi terhadap hubungan antarnegara sangatlah penting, dan penerbitan buku tentang sejarah dapat menjadi salah satu cara untuk mengapresiasi hal tersebut. Buku dengan judul “Se-Abad Mahathir & Hubungan Aceh–Malaysia” adalah salah satu contoh nyata dari inisiatif ini.
Di tengah sejarah panjang diplomasi antara Aceh dan Malaysia, buku ini hadir dengan momen yang tepat. Kali ini, peringatan 100 tahun seorang negarawan terkemuka Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad, menjadi latar belakang peluncuran karya ini.
Sejarah dan Hubungan Aceh-Malaysia
Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai biografi, tetapi juga sebagai narasi yang menyoroti kedalaman hubungan antara Aceh dan Malaysia. Dengan mengulas peran Mahathir dalam periode rehabilitasi pasca-tsunami 2004, penulis membawa pembaca memahami bagaimana diplomasi kemanusiaan dan keislaman menjadi landasan penting dalam membina hubungan kedua kawasan. Dari sudut pandang ini, kita bisa melihat bahwa hubungan Aceh dan Malaysia telah dibangun melalui solidaritas dan saling pengertian.
Fakta menarik yang muncul dari studi ini adalah bagaimana Aceh memiliki hubungan erat dengan Malaysia jauh sebelum bencana tsunami terjadi. Sejak zaman dahulu, pertukaran budaya dan perdagangan telah mengikat kedua belah pihak dalam jalinan yang kuat, yang kini diperkuat lagi dengan upaya pembinaan negara pasca-konflik. Hal ini menggambarkan bahwa bukan hanya peristiwa-peristiwa besar yang membentuk suatu hubungan, tetapi juga perjalanan panjang yang diisi dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Strategi Diplomasi dan Pendidikan
Ada banyak strategi yang digunakan dalam memperkuat hubungan ini, dan salah satunya adalah dengan pendidikan. Melalui penerbitan buku ini, UIN Ar-Raniry tidak hanya menyalurkan ilmu ke dalam masyarakat, tetapi juga membangun jembatan intelektual menuju Malaysia. Hal ini menjadi krusial untuk menjalin kerja sama dalam bidang akademis dan penelitian di berbagai disiplin ilmu.
Ke depannya, penting bagi institusi pendidikan lain untuk menyusul langkah ini. Penerbitan buku yang mengupas hubungan sejarah dan diplomasi antarnegara memberikan peluang bagi para mahasiswa dan akademisi untuk memahami politik internasional dengan lebih baik. Saat buku ini tersebar luas, diharapkan akan muncul diskusi dan penelitian lanjutan dalam bidang hubungan internasional, memperkaya khazanah ilmu pengetahuan kedua negara.
Dengan demikian, setiap halaman buku ini bukan hanya menyimpan informasi, tetapi juga memancarkan semangat persatuan dan kerjasama. Ini adalah langkah kecil yang, jika dilakukan oleh banyak institusi, dapat membentuk jaringan akademik yang lebih luas antara Indonesia dan Malaysia.