BANDA ACEH – Media sosial kembali dihebohkan oleh nama Satria Arta Kumbara. Mantan prajurit Korps Marinir TNI AL ini muncul dengan sebuah video di TikTok yang berdurasi 1 menit 21 detik. Video tersebut ditujukan untuk membantah rumor hoaks yang menyebarluaskan kabar bahwa dirinya telah meninggal dunia.
Di akun TikTok-nya @zstrom689, Satria menegaskan bahwa dirinya masih hidup dan dalam keadaan yang baik. Momen ini tak hanya menjadi kesempatan untuk klarifikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada penggemarnya.
Bantahan Kabar Hoaks Menarik Perhatian
Dalam video tersebut, Satria menyampaikan bahwa berita yang mengatakan dirinya telah meninggal dunia adalah berita bohong. Dengan tegas ia mengatakan, “Alhamdulillah teman-teman, saya masih hidup. Jadi, berita yang disebarkan Heru Sutet berita bohong ya teman-teman ya.” Pernyataan yang langsung dan lugas ini jelas mematahkan berbagai spekulasi yang beredar di media sosial.
Uniknya, saat video diambil, Satria tidak menjelaskan lokasi pengambilan video secara detail. Meski begitu, ia tampil dengan pakaian tempur lengkap, termasuk helm dan rompi antipeluru, yang menggambarkan komitmennya terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Suaranya yang terdengar tersengal menunjukkan kepadatan aktivitas yang tengah ia jalani saat itu, memberi nuansa dramatis yang mengingatkan kita akan keadaan di lapangan pertempuran.
Pesan Pribadi dan Komitmen kepada Bangsa
Tidak hanya membantah kabar kematiannya, Satria juga menyampaikan pesan rindu kepada putrinya. Ia meminta sang anak untuk bersabar dan tetap kuat karena ia masih berjuang di medan pertempuran. Hal ini menunjukkan sisi kemanusiaan dan kedalaman emosional dari seorang prajurit, yang sering kali tersamar di balik seragam dan tugas berat yang mereka emban.
“Untuk leting-leting saya tetap kompak dan semangat menjaga keutuhan NKRI dan leting bintara saya. Tetap semangat,” ujarnya, memberikan semangat kepada rekan-rekannya di militer. Ini adalah contoh nyata bagaimana seorang pemimpin dapat menginspirasi pasukan meski dalam keadaan yang sulit sekalipun.
Satria juga menyempatkan diri untuk menyampaikan terima kasih kepada para pelatihnya di masa dinas. Ia berharap bahwa segala tempaan yang ia terima selama menjadi prajurit akan memberikan manfaat untuk mereka. Sikap ini menunjukkan rasa syukur dan kesadaran akan kontribusi orang lain dalam perjalanan hidupnya.
Kaget dengan reaksi banyaknya pesan masuk di media sosialnya, Satria mengungkapkan, “Untuk teman-teman yang sudah DM, saya kaget ada 3 ribu lebih DM. Nanti saya balas satu per satu pas lega ya. Salam garis depan.” Ini menggambarkan betapa besarnya perhatian masyarakat terhadapnya, bersama dengan tuntutan untuk saling terhubung di era digital ini.
Dalam konteks lebih luas, insiden ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat berfungsi sebagai alat untuk komunikasi langsung antara tokoh publik dan masyarakat. Sementara itu, Satria juga menciptakan ruang dialog yang menarik, di mana follower-nya dapat berinteraksi secara aktif.
Refleksi dan Strategi ke Depan
Sebelumnya, bulan Mei lalu, Satria viral di berbagai platform karena mengaku turut serta dalam pertempuran Rusia-Ukraina. Ia menjelaskan bahwa dirinya berada di garis depan konflik tersebut sebagai relawan nonresmi. Momen ini menunjukkan bahwa diskusi tentang konflik internasional dapat menjadi sangat personal bagi individu yang terlibat.
Langkah Satria untuk aktif di media sosial dan memberikan klarifikasi tentang keberadaannya adalah strategi yang cerdas. Di era informasi yang cepat ini, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif sangat penting bagi setiap individu yang ingin menyampaikan pesan dengan jelas. Menghadapi hoaks dan misinformasi, ketegasan dan transparansi dalam berkomunikasi adalah kunci untuk membangun kembali kepercayaan publik.
Dalam penutup, tindakan Satria Arta Kumbara dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya komunikasi di era digital ini. Ketika hoaks dan misinformasi mengancam, respon cepat, jujur, dan manusiawi dapat mengubah narasi yang salah menjadi satu pesan yang positif. Karena pada akhirnya, setiap individu memiliki cerita untuk diceritakan, yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.