BANDA ACEH – Laura Amandasari, seorang mahasiswa dari salah satu universitas negeri, berhasil menjalani prosesi wisuda di lembaga perguruan tinggi ternama. Pada hari Selasa (8/7/2025), Laura diwisuda sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras dan dedikasinya selama menempuh pendidikan tinggi. Dari latar belakang keluarga yang beragam, buktinya mendorong bahwa pendidikan tinggi tidak terbatas pada satu agama atau latar belakang saja.
Keputusan Laura untuk belajar di universitas tersebut menunjukkan bahwa institusi pendidikan tidak hanya terbuka bagi kalangan tertentu, tetapi juga bagi semua individu yang ingin menuntut ilmu. Hal ini memberikan harapan baru bagi banyak mahasiswa lainnya untuk terus belajar dan berkontribusi di masyarakat tanpa ada batasan.
Kualitas Pendidikan yang Unggul dan Toleransi
Laura mengungkapkan bahwa dia memilih universitas tersebut bukan tanpa alasan. Akreditasi pada institusi tersebut menjadi salah satu pertimbangan utamanya. Ia menyadari pentingnya memilih perguruan tinggi yang memiliki standar kualitas baik agar masa depannya lebih terjamin. Dengan begitu, ia tidak hanya sekadar mendapatkan gelar, tetapi juga ilmu yang berkualitas.
Dalam perjalanan pendidikannya, Laura tidak hanya menimba ilmu di kelas, tetapi juga aktif berperan dalam organisasi kemahasiswaan. Ia menjabat sebagai Sekretaris di Komunitas Peradilan Semu di fakultasnya. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman, tetapi juga meningkatkan kemampuan manajerial dan kepemimpinannya. Melalui aktivitas ini, ia menemukan jati dirinya dan memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan kampusnya.
Menghadapi Tantangan dan Membangun Komunitas
Ketika awal memasuki universitas, Laura sempat merasakan keraguan. Berasal dari keluarga dengan latar belakang keagamaan yang berbeda, ia khawatir tentang bagaimana masyarakat universitas akan menerima dirinya. Namun, kekhawatirannya itu tidak terbukti. Laura mengaku bahwa ia diterima dengan baik oleh teman-teman dan pengajarnya. Keberadaan nilai-nilai toleransi dan keadilan di kampus menjadikan pengalaman belajarnya semakin berharga.
“Saya merasa tidak ada ruang untuk diskriminasi di sini. Semua teman dari berbagai latar belakang bisa saling menghargai dan belajar bersama,” ungkap Laura. Ia berharap cerita dan pengalaman pribadinya dapat menginspirasi mahasiswa lain dengan latar belakang yang berbeda untuk tetap percaya diri dan berkontribusi positif dalam lingkungan akademik.
Penutup dari perjalanan Laura ini menegaskan pentingnya pendidikan yang inklusif. Universitas sebagai institusi harusnya mampu menjadikan setiap individu merasa dihargai dan diperhatikan tanpa memandang perbedaan yang ada. Keberhasilan Laura adalah salah satu contoh nyata bahwa pendidikan adalah hak semua orang, tanpa terkecuali.