JANTHO – Kabupaten Aceh Besar kembali mencatatkan prestasi gemilang melalui lima santri dan santriwati yang berhasil terpilih sebagai wakil untuk mengikuti Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional 2025. Keberhasilan ini menunjukkan kualitas pendidikan di pondok pesantren yang ada di wilayah tersebut.
Musabaqah ini merupakan ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama untuk mengasah kemampuan santri dalam bidang ilmu kitab kuning. Dalam event yang akan berlangsung di Sulawesi Selatan pada Oktober 2025 ini, kelima santri tersebut berharap dapat membawa nama baik Aceh dan menembus kompetisi di tingkat nasional.
Keberhasilan yang Mencerminkan Kualitas Pendidikan
Kelima peserta terpilih adalah santri dari berbagai pondok pesantren unggulan yang ada di Aceh Besar. Mereka telah menunjukkan dedikasi dan kerja keras dalam menyiapkan diri menghadapi ajang nasional ini. Menurut Kepala Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, H. Saifuddin, keberhasilan ini merupakan refleksi dari efektivitas sistem pendidikan di pesantren dalam membina generasi penerus yang berilmu dan berakhlak.
“Prestasi ini bukan hanya milik individu, tetapi juga menandakan kemajuan pembinaan di pesantren. Kami sangat mengapresiasi kerja keras dan dedikasi para santri,” ungkap Saifuddin. Data menunjukkan bahwa semakin banyak santri dari Aceh yang meraih prestasi di tingkat nasional, menepis anggapan negatif tentang pendidikan agama di Indonesia. Ini patut dijadikan motivasi bagi pesantren lain untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran dan pembinaan santri.
Persiapan dan Harapan untuk Ajang Nasional
Para santri yang terpilih ini akan mewakili Aceh dalam beberapa kategori, di antaranya Majlis Tafsir dan Majlis Hadist. Persiapan yang matang memungkinkan mereka untuk bersaing secara kompetitif. Penjaringan melalui Computer-Based Test (CBT) menunjukkan bahwa proses seleksi dilakukan secara objektif dan transparan.
Dari data yang diperoleh, yang paling menonjol adalah keberhasilan Santri dari Pondok Pesantren Darul Ihsan dan Dayah Insan Qurani. Ini menunjukkan bahwa efektivitas metode pembelajaran serta dukungan lingkungan sangat berpengaruh. Para santri ini, dengan harapan mampu mengharumkan nama Aceh, bisa jadi merupakan duta terbaik dalam kompetisi mendatang. Keberhasilan mereka diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya.
Dengan penuh harapan dan doa, mari kita dukung santri-santri ini untuk menjalani kompetisi dan semoga dapat mengukir prestasi yang membanggakan di tingkat nasional. Semoga langkah mereka membawa perubahan positif dan menjadi daya tarik bagi santri lainnya untuk berprestasi. Dengan demikian, pendidikan keagamaan di Aceh tidak hanya diakui secara lokal tetapi juga secara nasional.