BANDA ACEH – Penurunan prestasi kontingen Provinsi Aceh pada ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Nasional patut mendapat perhatian serius. Di LKS Tahun 2025, kontingen Aceh hanya berhasil meraih dua medali perunggu, berbeda drastis dengan pencapaian tahun-tahun sebelumnya.
Kondisi ini cukup mencemaskan, mengingat pada tahun 2024, Aceh memperoleh satu medali perak dan dua medali perunggu, sementara di tahun 2023 kontingen mampu membanggakan dengan meraih tiga medali emas dan dua medali perak. Capaian yang menurun ini menjadi sinyal bahwa ada yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaan LKS di Aceh.
Prestasi Kontingen Aceh di LKS: Tren yang Menurun
Jika kita menganalisis hasil yang dicapai Aceh dalam beberapa tahun terakhir, tampak jelas tren penurunan yang signifikan. Pada tahun 2023, kontingen Aceh tampil gemilang dengan berhasil meraih tiga medali emas dan dua medali perak, yang menunjukkan adanya komitmen dan kualitas dari para peserta. Namun, performa tersebut menurun pada tahun 2024 dan pada LKS Tahun 2025.
Di tahun 2024, Aceh hanya mampu membawa pulang satu medali perak dan dua medali perunggu, yang sudah menunjukkan adanya penurunan. Selanjutnya, hasil LKS Tahun 2025 yang digelar di Depok, Jawa Barat semakin menurun dengan hanya dua medali perunggu, yang merupakan pencapaian terendah dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan tentang kualitas persiapan dan pelaksanaan LKS di tingkat provinsi.
Strategi untuk Meningkatkan Prestasi di LKS Mendatang
Berdasarkan kondisi yang ada, evaluasi dan introspeksi menjadi langkah penting bagi Dinas Pendidikan Aceh. Anggota Komisi VI DPRA, Muhammad Zakiruddin, menekankan pentingnya perhatian terhadap hasil yang dicapai. Ini merupakan waktu yang tepat bagi pemerintah dan pihak terkait untuk meninjau kembali strategi dan persiapan yang ada. Apakah sistem pengajaran, pelatihan, dan pemilihan peserta sudah dilakukan secara optimal?
Menerapkan metode pelatihan yang lebih efektif dan mengadakan seleksi yang lebih ketat di tingkat provinsi bisa menjadi solusi. Pengalaman siswa yang mengikuti LKS juga perlu diperhatikan, agar mereka dapat mengasah keterampilan dan pengetahuan dalam bidang yang diikuti. Menyediakan fasilitas dan bimbingan yang memadai serta mendukung siswa untuk berpartisipasi dalam ajang kompetisi internasional juga bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Penutupnya, keberhasilan dalam kompetisi seperti LKS tidak hanya bergantung pada kemampuan individu, tetapi juga pada dukungan dan sistem pendidikan yang ada. Peningkatan kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan generasi yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.