BANDA ACEH – Seorang alumni Program Studi Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Muhammad Haikal Gunarya, telah berhasil memperoleh beasiswa bergengsi dari pemerintah Jepang melalui program MEXT (Monbukagakusho). Beasiswa ini memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi doktoral di bidang Seismologi, melalui jalur rekomendasi antar universitas (University to University/U to U).
Proses seleksi untuk program ini sangat ketat, sehingga hanya sedikit pelamar yang dapat diterima di program ini. Dari ratusan pelamar dari seluruh dunia, hanya ada empat mahasiswa internasional yang berhasil diterima di departemen seismologi tersebut. Ini menjadi salah satu prestasi yang sangat membanggakan bagi diri Haikal dan juga untuk institusi pendidikan tempat ia berasal.
Perjalanan Panjang Menuju Beasiswa Impian
Mendapatkan beasiswa bukanlah perjalanan yang singkat bagi Haikal. Ia harus melewati berbagai rintangan yang cukup menantang. Sebelumnya, ia mengalami penolakan dari enam program beasiswa sebelum akhirnya berhasil diterima di MEXT. Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga bagi Haikal tentang ketekunan dan kepercayaannya terhadap takdir.
“Saya selalu berpikir bahwa Allah akan mempertemukan kita dengan kesempatan di waktu yang tepat. Setiap penolakan adalah bagian dari perjalanan menuju apa yang memang ditakdirkan untuk kita,” ungkapnya. Keyakinan ini memberinya motivasi yang kuat untuk terus berusaha dan tidak mudah putus asa.
Adaptasi di Lingkungan Baru
Sesampainya di Tokyo, Haikal harus beradaptasi dengan budaya dan cara hidup yang sangat berbeda. Tantangan ini tidak hanya sebatas dalam akademik, tetapi juga dalam sosial. Salah satu kenangannya yang paling mendalam adalah saat lagu kebangsaan Indonesia diputar menjelang pesawat mendarat, yang membuatnya merasa memiliki tanggung jawab besar sebagai perwakilan bangsa.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Haikal terlibat aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan sosial. Ia tidak hanya mengikuti seminar mingguan di laboratorium, tetapi juga berkontribusi sebagai asisten peneliti. Keterlibatannya di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Science Tokyo membantu memperluas jaringan dan pengetahuan, serta berkolaborasi dengan institusi riset di Jepang dan TDMRC Universitas Syiah Kuala sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana geologi.
Melihat etos kerja dan disiplin masyarakat Jepang, Haikal sangat terinspirasi. “Ketertiban mereka dalam hal-hal kecil seperti antrean dan ketepatan waktu dapat menjadi panutan bagi kita semua,” ujarnya. Menurutnya, nilai-nilai tersebut jika ditanamkan dalam masyarakat Indonesia akan menciptakan budaya yang lebih baik.
Pendekatan ini tidak hanya berdampak pada dirinya secara pribadi, tetapi juga membawa pengaruh positif dalam lingkungannya. Berusaha menerapkan disiplin dan ketertiban dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu bentuk kontribusinya kepada masyarakat.
Pembelajaran dan Harapan untuk Masyarakat
Keberadaan Haikal di Jepang tidak hanya tentang mendapatkan gelar akademis. Ia melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan membawa nilai-nilai baru ke Indonesia. Pengalamannya selama berada di luar negeri memperkuat keyakinannya untuk berkontribusi secara nyata, baik di bidang pendidikan maupun mitigasi bencana.
Adanya kolaborasi riset antara institusi Jepang dan tempat ia belajar sebelumnya menjelaskan langkah nyata dari niatnya. Dengan berbagi ilmu dan pengalaman, Haikal berharap dapat membantu mengembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana dan ketahanan lingkungan.
Ketika ditanya tentang harapannya ke depan, Haikal menjawab, “Saya ingin menjadi bagian dari solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat kita. Dengan memperkuat pendidikan dan pengetahuan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik.”