PENCAPAIAN INTERNASIONAL – Baru-baru ini, seorang akademisi dari Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora berhasil mengukir prestasi cemerlang dalam ajang internasional. Dalam acara The 9th I-LISS International Conference yang diadakan di Yogyakarta pada 20–23 Agustus 2025, ia berhasil meraih dua penghargaan bergengsi secara bersamaan.
Dengan karya ilmiah yang berjudul “On the Edge of the Digital Age: Bridging Indonesian LIS Professionals to the Global Stage Through the SFIA Framework,” akademisi tersebut meraih Best Paper Award. Penghargaan lainnya yang juga diraihnya adalah The Most Inspiring Participant. Acara ini menarik perhatian banyak peserta, dengan diikuti oleh 84 pemakalah dari berbagai negara yang hadir untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Pentingnya Kompetensi dalam Era Digital
Dalam konteks dunia perpustakaan dan ilmu informasi, kehadiran teknologi digital menjadi tantangan sekaligus peluang. Konferensi ini mengangkat tema “Revisiting Competencies: Preparing the Next Generation of Library and Information Science Professionals.” Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memahami dan menerapkan kompetensi baru sesuai perkembangan zaman. Dengan menggunakan Skills Framework for the Information Age (SFIA), pemahaman terhadap kompetensi yang diperlukan di era digital sangatlah krusial.
Dalam laporan yang dipresentasikan, akademisi tersebut membahas bagaimana framework SFIA bisa dijadikan acuan bagi para pustakawan dan profesional di bidang literasi informasi di Indonesia. Melalui pendekatan yang lebih global, diharapkan para profesional di tanah air mampu bersaing dan berkolaborasi di lingkup internasional. Ini bukan hanya penting untuk pengembangan individual, tetapi juga untuk kemajuan sistem perpustakaan di Indonesia secara keseluruhan.
Dampak Positif bagi Pendidikan dan Profesi Perpustakaan
Prestasi ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kompetensi tenaga profesional di perpustakaan dan informasi. Di era di mana informasi menjadi komoditas yang berharga, diperlukan individu yang mampu mengelola, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi dengan baik. Oleh karena itu, integrasi kompetensi baru dalam pendidikan tinggi menjadi sangat vital.
“Penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus mendorong peningkatan kompetensi tenaga profesional perpustakaan dan informasi di Indonesia agar mampu bersaing secara global,” ungkap sang akademisi dalam penyampaian resminya. Melalui sinergi antara institusi pendidikan dan organisasi profesi, para lulusan diharapkan bisa lebih siap menghadapi tantangan global.
Kepala Prodi dan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora juga mengekspresikan kebanggaannya atas pencapaian ini. “Prestasi ini bukan hanya kebanggaan bagi prodi, tetapi juga mendorong seluruh sivitas akademika untuk terus berkontribusi di tingkat internasional,” ujarnya. Dengan demikian, tidak hanya individu yang diuntungkan, tetapi juga institusi yang lebih luas.