BANDA ACEH – Keinginan untuk merantau sering kali menggoda banyak muda-mudi, termasuk seorang gadis bernama Nazwa Aliya dari Sumatra Utara. Sayangnya, keinginan ini berujung pada tragedi ketika ia meninggal dunia di Kamboja. Usia yang masih muda, yakni 19 tahun, menambah duka mendalam bagi keluarganya, khususnya ibunya.
Tidak jarang, kebangkitan semangat untuk mencari pengalaman baru di luar negeri justru berhadapan dengan realita yang keras. Keputusan Nazwa untuk bekerja di luar negeri ditentang keras oleh ibunya, Lanniari Hasibuan, yang merasa khawatir dengan kondisi di negara tujuan.
Motivasi Merantau Sang Gadis
Bagi banyak orang, kesempatan untuk mencari pekerjaan di luar negeri bisa menjadi langkah maju dalam karir. Bagi Nazwa, impian tersebut selalu ada. Namun, ibunya memiliki kekhawatiran yang mendalam. Kamboja, sebagai negara tujuan, dikenal sebagai salah satu tempat yang berpotensi berbahaya bagi warga negara asing, terutama wanita muda.
Menurut pengakuan Lanniari, meski ia melakukan berbagai upaya untuk menahan anaknya, Nazwa tetap bersikeras. Ia menyiapkan berbagai alasan untuk mendapatkan izin, seperti izin untuk mengikuti study tour dan interview kerja di bank. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada alasan di balik keinginan untuk pergi, seringkali terdapat faktor lain yang lebih dalam yang mendorong seseorang untuk merantau.
Pertimbangan dan Risiko dalam Merantau
Dalam mengambil keputusan untuk merantau, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, termasuk keamanan, tujuan, dan potensi risiko. Dalam kasus Nazwa, keputusannya untuk tidak mematuhi nasihat ibunya dan pergi ke Kamboja tanpa memberi tahu detail lengkap menyoroti pentingnya komunikasi terbuka dalam keluarga.
Akan tetapi, bagaimana seorang muda bisa belajar menghadapi kemungkinan risiko ini? Pendidikan dan pengetahuan tentang negara tujuan sangat penting. Meskipun niat baik dan impian bisa menjadi pendorong, pemahaman yang mendalam tentang situasi di negara lain juga tidak kalah pentingnya. Mengunjungi forum, mengikuti group diskusi, atau berbicara dengan orang-orang yang telah mengalami hal serupa bisa menjadi langkah awal yang bijak.
Dalam era globalisasi ini, semakin banyak pekerja muda yang mencari kesempatan di luar negeri. Namun, mereka harus menyadari bahwa di balik kesempatan tersebut, terdapat risiko yang tidak bisa dianggap sepele. Mengatasi keraguan dari orang tua dan berusaha membuktikan bahwa keputusan tersebut benar-benar untuk kebaikan bisa menjadi tantangan tersendiri.
Akhirnya, penting untuk menekankan bahwa meskipun merantau bisa membawa banyak manfaat, komunikasi yang baik dan keterbukaan dengan keluarga adalah kunci untuk mengurangi kecemasan dan memberikan dukungan mental yang diperlukan. Kisah tragis Nazwa harus menjadi cerminan bagi banyak orang untuk selalu memprioritaskan keamanan dan kesejahteraan mereka.