BANDA ACEH – Kunjungan Menterian Pertahanan baru-baru ini ke markas Korps Komando Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Kamboja mendapatkan sambutan hangat. Sambutan ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak perwira Kamboja yang pernah dilatih oleh Prabowo dan tim instruktur dari Korps Komando Pasukan Khusus di masa lampau.
Ketika menjelajahi Phnom Penh, Kamboja, Prabowo disambut oleh Wakil Panglima Angkatan Darat dan Komandan Kopassus Kamboja, yang juga merupakan salah satu muridnya. Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan merupakan pengakuan akan hubungan erat yang telah terjalin di antara kedua negara.
Sejarah Kerja Sama Pertahanan
Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Kamboja telah terjalin sejak tahun 1970. Pada masa itu, pelatihan bagi perwira Angkatan Darat Kamboja dimulai, khususnya bagi Korps Pasukan Khusus yang saat itu dikenal sebagai Resimen 911. Momen ini menandai awal dari hubungan yang kuat di bidang pertahanan antara kedua negara.
Data menunjukkan bahwa sejak tahun 2012, TNI Angkatan Darat secara aktif melatih sekitar 200 prajurit Korps Pasukan Khusus serta Pasukan Antiterorisme nasional Kamboja. Pelatihan ini berlangsung selama enam bulan di Indonesia, dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serta kesiapsiagaan pasukan Kamboja.
Manfaat Kerja Sama Bilateral
Kerja sama antara Indonesia dan Kamboja dinilai sangat penting. Dalam pernyataannya, Prabowo menekankan bahwa kekuatan dan kemakmuran Kamboja akan berdampak positif bagi kawasan ASEAN. Ketika Kamboja berkembang, maka stabilitas regional juga terjaga, sehingga Indonesia pun dapat merasa tenang dengan kondisi negara tetangga.
Pentingnya kerjasama ini terletak pada saling pengertian dan dukungan yang dapat diberikan kedua negara. Dalam hal ini, hubungan pertahanan bukan hanya untuk keamanan militer, tetapi juga sebagai upaya untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi dalam kawasan ASEAN.
Seiring dengan perkembangan zaman, adaptasi terhadap perubahan yang terjadi juga menjadi kunci dalam menjaga hubungan baik ini. Keduanya berupaya untuk selalu memperbaharui kesepakatan dan memperkuat kerja sama yang ada, menjadikan hubungan ini semakin erat.
Penekanan pada kolaborasi ini adalah langkah menuju sinergi yang lebih besar, di mana kedua negara dapat bekerja sama di bidang lainnya, seperti ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi sekutu dalam pertahanan namun juga mitra di berbagai aspek.