Dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi di pedesaan, sekelompok mahasiswa menjalankan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada pendidikan anak-anak. Program ini dilaksanakan di Kampung Uning Bersah, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, selama sebulan penuh dengan kegiatan yang dirancang untuk mendukung minat baca dan kemampuan numerasi.
Melalui Kolaborasi yang erat antara dosen dan mahasiswa, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi ini memiliki tujuan ambisius: menciptakan budaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak desa. Pertanyaan yang muncul adalah, seberapa besar dampak dari kegiatan ini terhadap pendidikan dasar di area yang masih minim infrastruktur edukasi?
Pentingnya Literasi Sejak Dini
Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis; ini adalah kunci untuk memahami dunia. Dalam konteks Kampung Uning Bersah, inisiatif mahasiswa menjadi sarana penting untuk memperkenalkan konsep literasi yang lebih luas kepada anak-anak. Kegiatan yang dilakukan di Rumah Baca Umah Telege Ilmu menjadi titik temu bagi anak-anak untuk tidak hanya membaca buku tetapi juga memahami dan merefleksikan isi bacaan mereka.
Selama program ini berlangsung, anak-anak diajak untuk terlibat aktif dengan berbagai kegiatan. Misalnya, membaca nyaring untuk melatih intonasi dan pengucapan, menulis cerita untuk mengasah daya imajinasi, dan latihan berhitung untuk meningkatkan kemampuan numerasi. Semua ini bertujuan untuk merangsang daya pikir serta kreativitas mereka.
Membangun Kerja Sama dengan Masyarakat
Inisiatif ini tidak hanya mendapat dukungan dari mahasiswa, tetapi juga dari Pemerintah Desa. Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberlangsungan program ini. Reje Kampung Uning Bersah, Samsul Bahri, menyatakan dukungannya, memberikan fasilitas serta mendorong warga untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi yang diadakan. Hal ini memperlihatkan bahwa pembangunan pendidikan tidak bisa dilakukan sendirian, melainkan perlu sinergi antara berbagai pihak.
Salah satu sorotan dari kegiatan ini adalah perubahan sikap anak-anak dalam belajar. Dalam waktu yang relatif singkat, mereka mulai berani membaca mandiri dan mengekspresikan kreativitas melalui tulisan. Kunjungan ke PAUD di desa ini menjadi momen menarik, di mana anak-anak pengenalan angka dan huruf dilakukan melalui permainan edukatif yang transformasional. Ini menunjukkan bahwa belajar sambil bermain dapat memberikan dampak positif yang signifikan.
Harapan besar pun diluncurkan oleh mahasiswa agar keberlanjutan Rumah Baca ini terjaga. Literasi seharusnya menjadi budaya yang mengakar, bukan sekadar kegiatan sekali jalan. Melalui upaya yang kolaboratif antara kampus dan masyarakat, diharapkan kualitas pendidikan dasar di daerah ini dapat lebih ditingkatkan, memperkuat fondasi generasi penerus untuk masa depan yang lebih cerah.