Kamboja menggunakan ranjau, terowongan, dan jebakan hutan baru untuk melindungi perbatasannya dengan Thailand dalam perang. Tanpa jet tempur, taktik darat membentuk setiap bentrokan dan memungkinkan serangan mendadak. Karena tidak memiliki armada jet tempur modern, pertahanan Kamboja bergantung pada sistem pertahanan darat, terutama dalam perang melawan Thailand baru-baru ini di perbatasan kedua negara.
Jika mereka cenderung lemah di udara, Kamboja justru punya keunggulan dalam perang darat.
Laporan International Institute for Strategic Studies (IISS) menunjukkan kalau Kamboja punya beragam sistem pertahanan ‘rahasia’ yang bisa membuat pasukan darat Thailand kelabakan.
IIS menyatakan, ranjau anti-tank baru, sistem terowongan, dan jebakan dibangun di dekat wilayah perbatasan yang disengketakan, tulis laporan WN, dikutip Minggu (27/7/2025).
“Pertahanan ini dibuat untuk mengimbangi kekuatan udara Thailand,” tulis ulasan itu.
Ribuan Ranjau Darat Baru
Laporan terbaru Landmine Monitor tahun 2025 menyatakan kalau Kamboja memasang lebih dari 2.000 ranjau anti-tank dan anti-personel di dekat rute yang digunakan pasukan Thailand.
Sebagian besar berada di sekitar kuil Ta Moan Thom dan Preah Vihear.
Ranjau dapat menghalangi kendaraan dan memperlambat teknisi, membahayakan nyawa, dan membatasi pergerakan musuh.
Jaringan Terowongan Tersembunyi
Pasukan Kamboja telah menggali terowongan bawah tanah sepanjang 2 kilometer di sepanjang tepi hutan, sebagaimana dilaporkan oleh beberapa sumber pertahanan Kamboja.
Terowongan ini digunakan oleh tentara Kamboja untuk bersembunyi, memungkinkan gerakan kejutan, dan melindungi unit dari serangan udara Thailand.
Citra satelit pada Juli 2025 menunjukkan setidaknya 8 pintu masuk terowongan baru di dekat garis depan.
Bunker Hutan Samaran
Menurut beberapa laporan media lokal, Kamboja membangun bunker tersembunyi dan sarang penembak jitu menggunakan gua-gua di lereng bukit, semak belukar lebat, dan jaring.
Pejabat pertahanan Thailand mengatakan bunker-bunker ini sulit dideteksi.