BANDA ACEH – Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Kedokteran Jiwa (Psikiatri) Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) berkolaborasi dengan Rumah Sakit Jiwa Aceh menggelar kampanye kesehatan mental di area Car Free Day (CFD) Banda Aceh, pada tanggal 23 Juni 2024. Inisiatif ini sekaligus merayakan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 dengan tema “We Care for Mental Health”, yang menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan jiwa masyarakat.
Kegiatan kolaboratif ini bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat mengenai dampak negatif dari penggunaan zat adiktif serta kecanduan digital yang semakin meluas. Dalam rangka itu, acara ini menyajikan berbagai aktivitas interaktif, seperti skrining untuk mengidentifikasi adiksi game online dan media sosial, pengisian Mood Meter Wall, serta sesi konsultasi langsung dengan psikiater dan psikolog klinis.
Pentingnya Kesadaran Kesehatan Mental
Masyarakat saat ini masih cenderung mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan mental. Banyak yang kurang paham bahwa gangguan mental dapat dialami oleh siapa saja dan berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam acara kali ini, Ketua Program Studi (KPS) PPDS Psikiatri USK, dr. Syahrial, menekankan bahwa melalui kampanye ini, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa gangguan adiksi, baik terhadap zat maupun digital, adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan profesional.
Dengan semakin meningkatnya penggunaan media sosial dan permainan daring, risiko kecanduan menjadi lebih nyata. Data menunjukkan bahwa orang dewasa muda dan remaja adalah kelompok yang paling rentan terhadap adiksi ini. Mengingat fakta ini, penting bagi kita untuk mengenal dan menyadari tanda-tanda awal dari masalah kesehatan mental agar dapat segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Strategi dan Aktivitas Edukasi yang Menarik
Kegiatan yang dilakukan dalam kampanye ini bukan hanya sekadar aksi sosial, tetapi juga upaya untuk mendidik publik tentang cara merawat kesehatan mental. Booth Psikiatri FK USK menyediakan berbagai aktivitas edukatif yang interaktif. Kuis tentang mitos dan fakta mengenai adiksi menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Selain itu, pengunjung juga diundang untuk menempelkan gambar emoji pada Mood Meter Wall, yang merupakan sebuah inisiatif untuk membantu orang mengekspresikan perasaan mereka. Melalui pesannya, pengunjung juga dapat menulis kata-kata penyemangat untuk para penyintas adiksi. Tim edukasi berkeliling untuk mengajak pengunjung CFD mengisi kuesioner online dan berdiskusi ringan mengenai isu kesehatan mental yang relevan dengan kehidupan keseharian.
Antusiasme masyarakat sangat terlihat, dengan banyaknya pengunjung yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Berbagai diskusi dan interaksi yang terjadi menunjukkan bahwa isu kesehatan jiwa adalah hal yang sangat relevan dan dibutuhkan untuk dibicarakan. Masyarakat semakin sadar bahwa pentingnya menjaga kesehatan mental tidak kalah pentingnya dibandingkan kesehatan fisik.
Melalui acara ini, dr. Syahrial berharap PPDS Psikiatri FK USK dan RSJ Aceh dapat meningkatkan literasi mengenai kesehatan jiwa di kalangan masyarakat. Diharapkan pula bahwa stigma terhadap gangguan mental dapat dihapuskan, sehingga orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental akan lebih terbuka untuk mencari bantuan. Selain itu, langkah-langkah preventif dan kuratif terhadap adiksi serta masalah psikologis lainnya perlu terus didorong agar masyarakat semakin paham akan pentingnya kesehatan mental.