BANDA ACEH – Di bawah terik matahari yang menyengat, anggota TNI dari Koramil Muara Tiga mengadakan kegiatan gotong royong untuk mengangkat batu-batu nisan kuno dari dalam jurang di kawasan pemakaman yang bersejarah. Lokasi tersebut merupakan situs pemakaman Raja Nagari Bihari, Gampong Tuha Biheu, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.
Dengan mengenakan rompi kuning kehijauan, para prajurit bersama perangkat gampong dan masyarakat lokal saling bahu-membahu membersihkan dan merapikan kompleks makam. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jumat, 4 Juli 2025, dan menjadi bagian dari upaya penyelamatan situs sejarah yang telah mengalami beberapa kali perusakan.
Upaya Penyelamatan Situs Bersejarah
Kompleks makam Raja Nagari Bihari ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting, karena nisan-nisan yang ditemukan di lokasi ini diyakini berasal dari masa Kerajaan Lamuri pada abad ke-15 Masehi. Namun, tindakan vandalisme yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab menyebabkan beberapa nisan batu kuno ditemukan dalam keadaan tercerai-berai dan bahkan dibuang ke dalam jurang di sekitar kawasan tersebut.
Yusri Ramli dari Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) mengungkapkan bahwa ini adalah penyelamatan yang ketiga dilakukan di situs ini. Penataan pertama kali dilakukan pada tahun 2019 oleh Mapesa, berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk museum setempat. Meskipun upaya penataan tersebut telah dilakukan, namun situs kembali dirusak. Penataan ulang kedua dilakukan pada tahun 2023 dengan melibatkan Kahubdam Iskandar Muda beserta staf. Namun, lagi-lagi tindakan vandalisme kembali merusak nisan-nisan yang ada.
Signifikansi dan Dampak dari Kegiatan Ini
Mempertahankan warisan budaya dan sejarah seperti yang ada di kompleks makam Raja Nagari Bihari bukan hanya sebuah tugas, melainkan panggilan bagi masyarakat dan pemerintah. Batu nisan di kompleks makam menunjukkan adanya hubungan diplomatik antara Raja Nagari Bihari dan penguasa Kerajaan Lamuri. Beberapa bukti fisik lainnya seperti fragmen tembikar dan keramik kuno yang ditemukan di sekitar area pemakaman menunjukkan bahwa lokasi tersebut dulunya merupakan kota pelabuhan yang penting.
Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayjen TNI Niko Fahrizal, memberikan apresiasi kepada anggota TNI yang berpartisipasi dalam melestarikan warisan budaya bangsa. Dukungan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga situs-situs bersejarah yang ada di wilayah kita.
Saat melibatkan komunitas lokal dalam kegiatan ini, mari kita ingat bahwa kita bukan hanya menjaga batu dan benda, tetapi juga melestarikan sejarah dan identitas yang menjadi jati diri kita sebagai bangsa. Upaya melindungi situs sejarah seperti ini adalah tanggung jawab bersama, yang jika tidak dilakukan dengan baik, bisa hilang untuk selamanya.