BANDA ACEH – Dalam upaya memperbaiki kondisi psikologis masyarakat yang terdampak konflik, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh bersama dengan International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) melaksanakan program pemulihan psikologis yang dirancang khusus bagi para penyintas. Program ini dimulai pada bulan Agustus 2024 dan direncanakan berlanjut hingga Desember 2025.
Mengapa pemulihan psikologis ini sangat penting? Data menunjukkan bahwa cukup banyak korban konflik yang masih mengalami dampak berkepanjangan secara emosional dan mental. Hal ini memunculkan kerugian yang signifikan pada kualitas hidup mereka. Dengan latar belakang ini, dekan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, Prof Muslim Zainuddin, menjelaskan bahwa program ini berjudul “Intervensi Psikologi sebagai Upaya Pemulihan Trauma bagi Korban Konflik di Aceh Tengah dan Bener Meriah.”
Metode Pemulihan Trauma yang Efektif
Dalam program ini, metode yang digunakan adalah Rational Emotive Behavior Therapy (REBT), yang dikenal luas sebagai pendekatan efektif untuk mengatasi gangguan stres pasca trauma (PTSD). Metode ini berfokus pada pengubahan keyakinan irasional yang sering kali menjadi akar dari masalah psikologis yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam konflik.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim psikolog, metode REBT dianggap paling tepat untuk kelompok besar, sehingga dapat diimplementasikan dalam waktu yang relatif singkat. Dengan pendekatan ini, diharapkan korban dapat segera merasakan manfaatnya dan bisa melanjutkan kehidupan mereka dengan lebih baik. Selain REBT, metode ini juga diintegrasikan dengan Forgiveness Therapy, yang menghasilkan model kombinasi Forgiveness-Rational Emotive Behavior Therapy (F-REBT) untuk menangani emosi negatif seperti kemarahan dan kebencian.
Strategi dan Rencana Ke Depan
Dari hasil pelaksanaan program ini, Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry dan ICAIOS berencana untuk menyusun modul intervensi berbasis lokal yang spesifik untuk budaya dan karakteristik masyarakat Aceh. Hal ini sangat penting agar intervensi yang diberikan benar-benar relevan dan mendalam bagi masyarakat. Selain itu, mereka juga berencana mengembangkan alat ukur PTSD versi Indonesia yang sesuai dengan konteks lokal.
Inisiatif ini bukan hanya sekedar membantu individu dalam jangka pendek, tetapi juga menjadi bagian penting dari upaya internasionalisasi fakultas. Dengan demikian, diharapkan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry dapat memperluas kontribusi akademiknya secara global. Melalui program ini, mereka juga berupaya membangun hubungan yang lebih baik dan sinergi antara akademisi dan masyarakat untuk mencapai pemulihan dampak konflik secara menyeluruh.