BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala (USK) baru-baru ini mengadakan seminar nasional yang fokus pada potensi geologi di Aceh. Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan, Prof Mustanir, di Aula Multi Purpose Fakultas Pertanian, Banda Aceh, pada tanggal 8 Agustus 2025.
Ketua Panitia, Bambang Setiawan, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional ASPRODITEGI (Asosiasi Program Studi Teknik Geologi Indonesia). Acara ini melibatkan 36 peserta dari 27 perguruan tinggi anggota ASPRODITEGI, tersebar di 19 provinsi di seluruh Indonesia, mulai dari Pulau Irian hingga Sumatera.
Pentingnya Seminar Geologi di Aceh
Seminar ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman dan pengembangan potensi geologi di Aceh. Aceh memiliki kekayaan geologi yang luar biasa, tetapi banyak aspek yang belum sepenuhnya dipahami. Salah satu tujuan utama seminar ini adalah untuk mempromosikan studi lebih lanjut tentang kondisi geologi yang kompleks di wilayah ini. Dengan mengundang berbagai perguruan tinggi, diharapkan terjadi sharing knowledge yang akan membawa solusi inovatif bagi masa depan geologi di Aceh.
Data terbaru menunjukkan bahwa Aceh memiliki berbagai formasi geologi yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Hal ini sangat relevan dengan meningkatnya minat terhadap geowisata, yang bisa menjadi potensi ekonomi baru bagi daerah tersebut. Selain itu, pengalaman dan keahlian dari berbagai narasumber yang diundang dalam seminar diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para peserta.
Strategi dan Solusi Geologi untuk Aceh
Dalam pertemuan ini, tidak hanya membahas potensi, tetapi juga tantangan yang dihadapi Aceh dalam mengelola sumber daya geologinya. Salah satu pembahasan penting adalah bagaimana membangun pedoman teknis yang akan membantu jurusan teknik geologi di berbagai perguruan tinggi mengikuti standar yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi. Ini penting untuk memastikan bahwa setiap ilmu yang diberikan adalah yang paling relevan dengan perkembangan terbaru di bidang tersebut.
Lebih lanjut, acara ini juga memasukkan sidang untuk merumuskan strategi mitigasi bencana yang mungkin terjadi akibat pengelolaan material yang sembarangan. Penyalahgunaan sumber daya geologis sering kali mengakibatkan bencana alam yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pendekatan berkelanjutan dan berbasis pengetahuan menjadi sangat penting untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan.
Penutup acara ini, diharapkan setiap peserta bisa membawa pulang pengetahuan baru yang tidak hanya bermanfaat untuk akademisi, tetapi juga dapat diterapkan di lapangan. Potensi geologi di Aceh masih sangat besar dan menunggu untuk digali lebih dalam dengan pendekatan yang tepat.
