Serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh militer Israel terhadap Kota Gaza menarik perhatian dunia. Pusat kota yang terletak di wilayah yang terkepung ini ditetapkan sebagai “zona pertempuran”, menandakan eskalasi konflik yang semakin memanas.
Menurut juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, langkah ini merupakan bagian dari operasi awal yang telah dimulai pada akhir Agustus 2025. Pernyataan tersebut langsung disampaikan melalui platform X, sehingga mendapat sorotan luas dari publik internasional.
Operasi Militer dan Dampaknya di Gaza
Dalam pernyataannya, Adraee menyatakan, “Kami telah memulai operasi awal dan tahap pertama serangan terhadap Kota Gaza.” Ini mencerminkan komitmen militer Israel untuk mengontrol daerah yang dianggap sangat strategis tersebut. Hal ini pun menunjukkan bahwa militer Israel tidak menunjukkan tanda-tanda pengurangan intensitas serangan meskipun ada penyerahan wilayah oleh warga serta dorongan untuk aksi kemanusiaan.
Lebih jauh lagi, Israel mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan jenazah Ilan Weiss, seorang warga Israel yang sebelumnya hilang dalam serangan 7 Oktober 2023. Penemuan ini mempertegas serangan berkepanjangan yang telah menyebabkan dampak langsung pada kehidupan ratusan ribu warga Gaza, yang kini terjebak dalam kondisi semakin sulit. Menurut laporan terbaru, kelaparan mulai melanda provinsi Gaza, menambah derita bagi penduduk yang sudah menderita akibat konflik berkepanjangan ini.
Konsekuensi Gencatan Senjata dan Pertimbangan Kemanusiaan
Di tengah situasi yang semakin tidak menentu, Israel juga mengumumkan penghentian jeda taktis yang sebelumnya diterapkan untuk memungkinkan kelancaran operasi kemanusiaan. Gencatan senjata ini dianggap tidak lagi diperlukan, dan mulai pukul 10.00 pagi waktu setempat, Kota Gaza dinyatakan sebagai zona pertempuran berbahaya. Langkah ini tentunya menambah kesulitan bagi warga yang masih bertahan di area tersebut, mengingat laporan dari UNRWA yang menyebutkan bahwa satu juta warga Palestina terancam mengungsi akibat operasi militer yang mungkin akan semakin meluas.
Pemboman terus-menerus telah memicu gelombang pengungsi yang mengalir ke berbagai bagian Kota Gaza, menambah penderitaan di tengah krisis kemanusiaan yang telah berlangsung. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan ribuan warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka demi mencari tempat yang lebih aman, meskipun tidak ada jaminan bahwa tempat pengungsian pun akan aman dari serangan yang terus menggila.
Dengan situasi ini, perhatian dunia kini tertuju pada bagaimana langkah internasional selanjutnya untuk meredakan ketegangan, serta bagaimana masyarakat internasional dapat berkontribusi dalam upaya kemanusiaan di wilayah yang sedang menghadapi krisis mendalam ini.